Laman

Senin, 18 Juni 2012

KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN

BAB I
PEDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Sesungguhnya kepemimpinan merupakan masalah yang penting yang hilang dari umat kita saat ini. Kita sekarang hidup dalam krisis yang membuat kita kehilangan tujuan kita. Kehilangan langkah-langkah pasti dalam kehidupan dan kehilangan akal kita untuk melaju kedepan. Krisis kepemimpinan ini disebabkan oleh degradasi moral bangsa kita sendiri terutama oleh seorang yang memegang kekuasaan yaitu pemimpin kita sendiri.
Maka, wajib bagi seluruh umat untuk bangkit untuk menyelesaikan  persoalan-persoalan ini. Tentunya melalui lembaga-lembaga ataupun organisasi yang bisa menghantarkan kita menuju kebangkitan terutama kebangkitan umat islam.
Sesungguhnya kebangkitan umat islam kedepan, sangatlah tergantung pada jenis pemimpinya yang telah dikader oleh masing-masing lembaga kepemimpinan saat ini dengan di bekali ilmu-ilmu dalam memimpin dan tentunya dengan diajarkanya moral.
Sehingga pemimpin itu mampu menaruh perhatian kepada semua yang dipimpinya. Dan mampu menjalankan sesuai dengan tujuanya.
  1. Rumusan Masalah
a.       Apa hakekat kepemimpinan?
b.      Bagaimana teori-teori dalam kepemipinan?
c.       Apa faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas kepemimpinan dalam manajemen?
d.      Bagaimana kepemimpinan dalam praktek disebuah organisasi?
  1. Tujuan
a.       Untuk mengetahui pengertian hakekat kepemimpinan
b.      Mengetahui  teori-teori dalam kepemimpinan
c.       Mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas kepemimpinan dalam manjemen
d.      Mengetahui kepemimpinan dalam praktek disebuah organisasi


BAB II
PEMBAHASAN
  1. Hakekat Kepemimpinan
Dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin ataupun kepemimpinan. Kepemimpinan secara etimologi (asal kata) menurut kamus Besar Bahasa  Indonesia berasal dari kata  dasar “pimpin” dengan menambah awalan pe menjadi “pemimpin” yang berarti menuntun, menunjukkan jalan dan membimbing.
Dalam bahasa inggris pemimpin disebut dengan leader. Kegiatannya disebut kepemimpinan atau leadarship, namun dalam istilah islam disebut dengan kata khalifah dapat diartikan juga sebagai “pengganti”. Pemakaian kata khalifah   ini terjadi setelah Rasulllah SAW wafat, terutama bagi keempat khalifah (khulafaur rasyidin). Disamping itu ada juga disebut bahwa pemimpin itu denngan istilah “amir” ( yang jamaknya umara) ini diartikan dengan penguasa. Oleh karena itu secara spritual kepemimpinan diartikan sebagai kemepuan melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan Allah SWT, baik secara bersama-sama  maupun perseorangan.
Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada sudut pandang atau perspektif-perspektif dari para peneliti yang bersangkutan. Berikut beberapa definisi tentang kepemimpinan antara lain.
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.[1]
Menurut Rauch dan Behling Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. Sedangkan menurut Tead, Terry, Hoyt (dalam Kartono,2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Menurut hemat kami kepemimpinan adalah suatu aktivitas untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Adapun kepemimpinan menurut islam adalah usaha menggerakan manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu, baik bersifat ukhrawi ataupun duniawi, sesuai nilai dan syariah islam.[2]
  1. Teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Adapun teori-teori kepemimpinan antara lain:
1.      Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Teori ini berasumsi bahwa keefektifan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat yang melekat pada dirinya. Sifat-sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.[3] Dari berbagai pendapat mengenai sifat-sifat pemimpin dalam mengefektifkan organisasi dapat di simpulkan sebagai berikut yaitu:
a.       Intelegensi (kecerdasan) seorang pemimpin lebih tinggi dari bawahanya.
b.      Kematangan dan keluasan pandangan sosial.
c.       Memiliki motivasi dan visi.
d.      Memiliki kemampuan hubungan manusiawi.
2.      Teori Kepemimpinan Perilaku ( Behaviour Theory)
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah dua hal.
Pertama, yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat, bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
3.      Teori kepemimpinan Situasional[4] (Situational Theory)
Menurut teori ini keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang.
C.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pemimpin
Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh H. Jodeph Reitz (1981) yang dikutif Nanang Fattah, sebagai berikut;
1.      Kepribadian(personality), pengalaman  masa  lalu  dan  harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya  kepemimpinan.
2.      Harapan dan perilaku atasan.
3.      Karakteristik,  harapan  dan  perilaku  bawahan  mempengaruhi  terhadap apa gaya kepemimpinan. 
4.      Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin.
5.      Iklim  dan  kebijakan  organisasi  mempengaruhi  harapan  dan  perilaku bawahan. Harapan dan perilaku rekan.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, mak jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan  atau  interaksi yang  baik  antara  atasan  dengan  bawahan,  di  samping  dipengaruhi  oleh  latar belakang  yang  dimiliki  pemimpin,  seperti  motivasi  diri  untuk  berprestasi, kedewasaan  dan  keleluasaan  dalam  hubungan  social  dengan  sikap-sikap hubungan manusiawi. 
D.    Kepemimpinan dalam praktik
Menjadi pemimpin yang baik tidak hanya dilihat dari kinerja tinggi, karena mungkin hanya beberapa persen saja karyawan yang berkinerja tinggi berbakat jadi pemimpin. Alasannya pertama, karena pemimpin yang baik harus memiliki soft skill atau emotional intelligent yang kuat sehingga mereka bisa mengontrol diri lebih baik dan membina hubungan baik dengan orang lain. Kedua, pemimpin harus cepat belajar dan menerapkan keahlian barunya dalam pekerjaannya.
Untuk bisa menjadi pemimpin yang sukses, diperlukan people skill untuk bisa memotivasi, menyatukan, memberi harapan dan mengobarkan semangat anak buah. Pemimpin yang efektif bisa menciptakan lingkungan kerja yang nyaman untuk anak buahnya yang akan berpengaruh terhadap pencapaian target dan produktivitas yang lebih tinggi.
1.      Pembinaan Disiplin
Seorang pemimipin harus mampu menumbuhkan disiplin, terutama disiplin diri. Dalam, kaitan ini, pemimipin harus mapu membantu pegawai mengembangkan pola dan peningkatan standar perilakunya, serta menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk menengakkan disiplin.
2.      Pembangkit motivasi
Keberhasilan suatu organisasi atau lembaga dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam maupun dari lingkungan. Motivasi adalah keinginan yang menggerakkan atau mendorong seseorang atau diri sendiri untuk melakukan sesuatu. Ada dua jenis motivasi yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang datang dari dalam diri seseorang, misalnya pegawai melakukan suatu kegiatan karena ingin menguasai suatu keterampilan tertentu yang dipandang akan berguna dalam pekerjaannya. Sedangkan motivasi enkstrinsik adalah motivasi yang bersal dari dari lingkungan diluar diri seseorang, misalnya pegawai bekerja karena ingin mendapat pujian atau ingin mendapat hadiah dari pemimpinnya.
3.      Penghargaan
Penghargaan sangat pengting untuk meningkatkan kegiatan yang produktif dan mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Dengan penghargaan pegawai akan terangsang untuk meningkatkan kinerja yang positif dan produktif.Penggunaan penghargaan ini perlu dilakukan secara tepat, efektif, dan efisien agar tidak menimbulkan dampak negatif.
4.      Kewibawaan
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
Dalam praktek kita semua harus berusaha untuk menerapkan pengertian-pengertian tersebut dengan baik dan secara berangsur-angsur. Satu hal yang benar-benar ditekankan adalah sifat ikhlas dan bersemangat dalam melaksanakan sesuatu kegiatan, apalagi dalam kepemimpinan, harus dijaga betul-betul semangat untuk maju terus. Untuk itu seorang pemimpin haruslah selalu ada api semangat dalam dadanya. Manakala pemimpin, api semangat tersebut mengecil, jangan diharap organisasinya dapat maju.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Sedangkan kepemimpinan adalah suatu aktivitas untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.





DAFTAR PUSTAKA
           
Muhammad, Thariq as Suwaidan dan Umar Basyrahil, Faishal,2005, Sukses    Menjadi Pemimpin Islam.(Jakarta; Maghfirah pustaka)
Nawawi, Darari, H, 2006, Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi.       (Yogyakarta;Gadjah Mada University Press).

http://www.bppk.depkeu.go.id/bdk/pontianak/index.php/home/10-umum/90-pemimpin-dalam-praktek-





[1] Wikipedia.org
[2] Dr. Thariq Muhammad as Suwaidan dan Faishal Umar Basyrahil,2005, Sukses Menjadi Pemimpin Islam.(Jakarta; Maghfirah pustaka) cet.1 hal. 42
[3] H. Darari Nawawi,2006, Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi.(Yogyakarta;Gadjah Mada University Press). hal. 75
[4] Dikenal juga dengan istilah teori kontingensi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar