BAB I
PEDAHULUAN
- Latar Belakang
Sesungguhnya kepemimpinan merupakan masalah yang penting yang
hilang dari umat kita saat ini. Kita sekarang hidup dalam krisis yang membuat
kita kehilangan tujuan kita. Kehilangan langkah-langkah pasti dalam kehidupan
dan kehilangan akal kita untuk melaju kedepan. Krisis kepemimpinan ini
disebabkan oleh degradasi moral bangsa kita sendiri terutama oleh seorang yang
memegang kekuasaan yaitu pemimpin kita sendiri.
Maka, wajib bagi seluruh umat untuk bangkit untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan ini.
Tentunya melalui lembaga-lembaga ataupun organisasi yang bisa menghantarkan
kita menuju kebangkitan terutama kebangkitan umat islam.
Sesungguhnya kebangkitan umat islam kedepan, sangatlah
tergantung pada jenis pemimpinya yang telah dikader oleh masing-masing lembaga
kepemimpinan saat ini dengan di bekali ilmu-ilmu dalam memimpin dan tentunya
dengan diajarkanya moral.
Sehingga pemimpin itu mampu menaruh perhatian kepada semua
yang dipimpinya. Dan mampu menjalankan sesuai dengan tujuanya.
- Rumusan Masalah
a.
Apa hakekat
kepemimpinan?
b.
Bagaimana teori-teori dalam kepemipinan?
c.
Apa faktor-faktor
yang mempengaruhi efektifitas kepemimpinan dalam manajemen?
d.
Bagaimana kepemimpinan dalam praktek disebuah
organisasi?
- Tujuan
a.
Untuk mengetahui pengertian hakekat kepemimpinan
b.
Mengetahui
teori-teori dalam kepemimpinan
c.
Mengetahui
dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas kepemimpinan dalam manjemen
d.
Mengetahui
kepemimpinan
dalam praktek disebuah organisasi
BAB II
PEMBAHASAN
- Hakekat Kepemimpinan
Dalam kehidupan
sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan
pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin ataupun kepemimpinan. Kepemimpinan secara etimologi (asal kata)
menurut kamus Besar Bahasa Indonesia
berasal dari kata dasar “pimpin” dengan
menambah awalan pe menjadi “pemimpin” yang berarti menuntun, menunjukkan jalan
dan membimbing.
Dalam bahasa
inggris pemimpin disebut dengan leader.
Kegiatannya disebut kepemimpinan atau leadarship, namun dalam istilah islam
disebut dengan kata khalifah dapat
diartikan juga sebagai “pengganti”. Pemakaian kata khalifah ini terjadi setelah Rasulllah SAW wafat,
terutama bagi keempat khalifah (khulafaur rasyidin). Disamping itu ada juga
disebut bahwa pemimpin itu denngan istilah “amir” ( yang jamaknya umara) ini
diartikan dengan penguasa. Oleh karena itu secara spritual kepemimpinan
diartikan sebagai kemepuan melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan
Allah SWT, baik secara bersama-sama
maupun perseorangan.
Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada
sudut pandang atau perspektif-perspektif dari para peneliti yang bersangkutan.
Berikut beberapa definisi tentang kepemimpinan antara lain.
Kepemimpinan
adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam
upaya mencapai tujuan organisasi.[1]
Menurut Rauch dan Behling Kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah
pencapaian tujuan. Sedangkan menurut Tead,
Terry, Hoyt (dalam Kartono,2003) Pengertian
Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain
agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk
membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Menurut hemat kami kepemimpinan adalah suatu
aktivitas untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Adapun kepemimpinan
menurut islam adalah usaha menggerakan manusia untuk mencapai suatu tujuan
tertentu, baik bersifat ukhrawi ataupun duniawi, sesuai nilai dan syariah
islam.[2]
- Teori Kepemimpinan
Memahami
teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana
kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif
serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Adapun
teori-teori kepemimpinan antara lain:
1.
Teori
Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Teori ini berasumsi bahwa keefektifan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat yang melekat pada dirinya. Sifat-sifat itu antara lain : sifat fisik, mental,
dan kepribadian.[3]
Dari berbagai pendapat mengenai sifat-sifat pemimpin dalam mengefektifkan
organisasi dapat di simpulkan sebagai berikut yaitu:
a. Intelegensi (kecerdasan) seorang pemimpin lebih
tinggi dari bawahanya.
b. Kematangan dan keluasan pandangan sosial.
c. Memiliki motivasi dan visi.
d. Memiliki kemampuan hubungan manusiawi.
2.
Teori
Kepemimpinan Perilaku ( Behaviour Theory)
Berdasarkan
penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecendrungan kearah dua hal.
Pertama, yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal
ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan.
Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang
memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat, bawahan mendapat
instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan
hasil yang akan dicapai.
Jadi,
berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang
pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil
yang tinggi pula.
3.
Teori kepemimpinan Situasional[4]
(Situational Theory)
Menurut teori ini keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan
dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi
dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang.
C. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Efektivitas Pemimpin
Dalam melaksanakan
aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.
Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh H. Jodeph Reitz (1981) yang
dikutif Nanang Fattah, sebagai berikut;
1. Kepribadian(personality), pengalaman masa
lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup
nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan.
2.
Harapan dan
perilaku atasan.
3.
Karakteristik, harapan
dan perilaku bawahan
mempengaruhi terhadap apa gaya
kepemimpinan.
4.
Kebutuhan
tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin.
5.
Iklim dan
kebijakan organisasi mempengaruhi
harapan dan perilaku bawahan. Harapan dan perilaku rekan.
Berdasarkan
faktor-faktor tersebut, mak jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam
aktivitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat menunjang untuk
berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai
apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan
atau interaksi yang baik
antara atasan dengan
bawahan, di samping
dipengaruhi oleh latar belakang yang
dimiliki pemimpin, seperti
motivasi diri untuk
berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan
dalam hubungan social
dengan sikap-sikap hubungan
manusiawi.
D.
Kepemimpinan dalam praktik
Menjadi pemimpin
yang baik tidak hanya dilihat dari kinerja tinggi, karena mungkin hanya
beberapa persen saja karyawan yang berkinerja tinggi
berbakat jadi pemimpin. Alasannya pertama, karena pemimpin yang baik
harus memiliki soft skill atau emotional intelligent yang kuat sehingga mereka bisa
mengontrol diri lebih baik dan membina hubungan baik dengan orang lain. Kedua,
pemimpin harus cepat belajar dan
menerapkan keahlian barunya dalam pekerjaannya.
Untuk bisa menjadi pemimpin yang sukses, diperlukan people skill untuk bisa memotivasi, menyatukan,
memberi harapan dan mengobarkan semangat anak buah. Pemimpin yang efektif bisa
menciptakan lingkungan kerja yang nyaman untuk anak buahnya yang akan
berpengaruh terhadap pencapaian target dan produktivitas yang lebih tinggi.
1. Pembinaan Disiplin
Seorang pemimipin harus mampu menumbuhkan
disiplin, terutama disiplin diri. Dalam, kaitan ini, pemimipin harus mapu
membantu pegawai mengembangkan pola dan peningkatan standar perilakunya, serta
menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk menengakkan disiplin.
2. Pembangkit motivasi
Keberhasilan suatu organisasi atau lembaga
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam maupun dari
lingkungan. Motivasi adalah keinginan yang menggerakkan atau mendorong seseorang
atau diri sendiri untuk melakukan sesuatu. Ada dua jenis motivasi yaitu
intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang datang dari
dalam diri seseorang, misalnya pegawai melakukan suatu kegiatan karena ingin
menguasai suatu keterampilan tertentu yang dipandang akan berguna dalam
pekerjaannya. Sedangkan motivasi enkstrinsik adalah motivasi yang bersal dari
dari lingkungan diluar diri seseorang, misalnya pegawai bekerja karena ingin
mendapat pujian atau ingin mendapat hadiah dari pemimpinnya.
3. Penghargaan
Penghargaan sangat pengting untuk
meningkatkan kegiatan yang produktif dan mengurangi kegiatan yang kurang
produktif. Dengan penghargaan pegawai akan terangsang untuk meningkatkan
kinerja yang positif dan produktif.Penggunaan penghargaan ini perlu dilakukan
secara tepat, efektif, dan efisien agar tidak menimbulkan dampak
negatif.
4.
Kewibawaan
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan
kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi
perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang
tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
Dalam praktek kita semua harus berusaha untuk menerapkan
pengertian-pengertian tersebut dengan baik dan secara berangsur-angsur. Satu hal
yang benar-benar ditekankan adalah sifat ikhlas dan bersemangat dalam
melaksanakan sesuatu kegiatan, apalagi dalam kepemimpinan, harus dijaga
betul-betul semangat untuk maju terus. Untuk itu seorang pemimpin haruslah
selalu ada api semangat dalam dadanya. Manakala pemimpin, api semangat tersebut
mengecil, jangan diharap organisasinya dapat maju.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang
yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam
kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Sedangkan kepemimpinan adalah
suatu aktivitas untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Pemimpin yang
berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana
nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan
diterapkan.
Rahasia utama
kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya,
bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati
selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang
lain.Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar
melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, Thariq as Suwaidan dan Umar Basyrahil, Faishal,2005,
Sukses Menjadi Pemimpin Islam.(Jakarta;
Maghfirah pustaka)
Nawawi, Darari, H, 2006, Kepemimpinan
Mengefektifkan Organisasi. (Yogyakarta;Gadjah
Mada University Press).
http://www.bppk.depkeu.go.id/bdk/pontianak/index.php/home/10-umum/90-pemimpin-dalam-praktek-
[1]
Wikipedia.org
[2] Dr.
Thariq Muhammad as Suwaidan dan Faishal Umar Basyrahil,2005, Sukses Menjadi Pemimpin Islam.(Jakarta;
Maghfirah pustaka) cet.1 hal. 42
[3] H.
Darari Nawawi,2006, Kepemimpinan
Mengefektifkan Organisasi.(Yogyakarta;Gadjah Mada University Press). hal.
75
[4] Dikenal
juga dengan istilah teori kontingensi.